Thursday, January 2, 2014

Kata -Kata SOE HOK GIE yang Menginspirasi



Saya sangat mengidolakan dia yang hidup penuh dengan pemikiran kritik,dia yang hidup sesuai dengan ke inginanya ,dia yang ikut kemana kaki dia melangkah ,dia yang menjujunh sebuah kebenaran ,dia yang hidup sebagai manusia bisa bukan seorang penguasa manusia,dia yang mencintai dengan menjadi diri dia ,dia manausia yang mencintai alam dan menyatu alam dengan ke indaha negrinya dia adalah SOE HOK GIE.
Menurut saya GIE adalah sebuah contoh yang sangat cocok dengan saya ,saya yang masih muda yang masih bimbang menentukan jati diri kata –kata dia yang sangat membangun dan mengajarkan pada saya dan kita semua sebagai pemudam,mahasiswa dan manusia bahwa hidup ini selalu menjujung kebenaran dan hidup jangan haus akan ambisi untuk menguasai manusia lain dann cinta akan alam karena cinta dengan alam akan menciptakan kedamaian dalm kehidupan berikut adalah kata –kata dari seorang SOE HOK GIE yang pernah di tulisnya di buku harian SOE HOK GIE seorang demonstran dan pencita alam salah satu anak bangsa INDONESIA


Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai Tanah Air Indonesia

Dapat ditumbuhkan dengan mengenal. Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itu Kami naik gunung.

Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran.

Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah

Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.

Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.

Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan. 

Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.

Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun. 

Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.

Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?

Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis.  

Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.

iya itu adalah kumpulan puisi dan kata yang ia rangkai, tidak hanya mengkritik pemerintah, tapi juga tentang percintaan dan cara ia memandang hidup.

0 komentar:

Post a Comment