Saya sangat mengidolakan dia yang hidup penuh dengan
pemikiran kritik,dia yang hidup sesuai dengan ke inginanya ,dia yang ikut
kemana kaki dia melangkah ,dia yang menjujunh sebuah kebenaran ,dia yang hidup
sebagai manusia bisa bukan seorang penguasa manusia,dia yang mencintai dengan
menjadi diri dia ,dia manausia yang mencintai alam dan menyatu alam dengan ke
indaha negrinya dia adalah SOE HOK GIE.
Menurut saya GIE adalah sebuah contoh yang sangat cocok
dengan saya ,saya yang masih muda yang masih bimbang menentukan jati diri kata –kata
dia yang sangat membangun dan mengajarkan pada saya dan kita semua sebagai
pemudam,mahasiswa dan manusia bahwa hidup ini selalu menjujung kebenaran dan
hidup jangan haus akan ambisi untuk menguasai manusia lain dann cinta akan alam
karena cinta dengan alam akan menciptakan kedamaian dalm kehidupan berikut
adalah kata –kata dari seorang SOE HOK GIE yang pernah di tulisnya di buku
harian SOE HOK GIE seorang demonstran dan pencita alam salah satu anak bangsa
INDONESIA
Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan
kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada
slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan.
Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal
objeknya. Dan mencintai Tanah Air Indonesia
Dapat ditumbuhkan dengan
mengenal. Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat
dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itu Kami
naik gunung.
Pertanyaan pertama yang harus kita
jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang
intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan
kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu
yang lebih besar: kebenaran.
Bagiku sendiri politik adalah
barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana
kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah
Guru yang tak tahan kritik boleh
masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan
kerbau.
Nasib terbaik adalah tidak
dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur
tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.
Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.
Mimpi saya yang terbesar, yang
ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi
“manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang
bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia
yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai
seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.
Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.
Masih terlalu banyak mahasiswa
yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau
berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap
tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi
korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.
Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?
Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan,
terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis.
Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.
iya itu adalah kumpulan puisi dan kata yang ia rangkai, tidak hanya mengkritik pemerintah, tapi juga tentang percintaan dan cara ia memandang hidup.
0 komentar:
Post a Comment